Selasa, 07 Agustus 2012

Monkey Drugs Trial


Monkey Drug Trials 1969
While animal experimentation can be incredibly helpful in understanding man, and developing life saving drugs, there have been experiments which go well beyond the realms of ethics. The monkey drug trials of 1969 were one such case. In this experiment, a large group of monkeys and rats were trained to inject themselves with an assortment of drugs, including morphine, alcohol, codeine, cocaine, and amphetamines. Once the animals were capable of self-injecting, they were left to their own devices with a large supply of each drug.
The animals were so disturbed (as one would expect) that some tried so hard to escape that they broke their arms in the process. The monkeys taking cocaine suffered convulsions and in some cases tore off their own fingers (possible as a consequence of hallucinations), one monkey taking amphetamines tore all of the fur from his arm and abdomen, and in the case of cocaine and morphine combined, death would occur within 2 weeks.
The point of the experiment was simply to understand the effects of addiction and drug use; a point which, I think, most rational and ethical people would know did not require such horrendous treatment of animals.

Pada penggunaan hewan coba, ada berbagai hal yang harus diperhatikan para peneliti.Ada kalanya para peneliti menggampangkan bahwa yang digunakan hanyalah hewan.Namun inilah yang sering dilupakan, hewan juga punya hak untuk tidak merasa sakit,dan terbebas dari penyiksaan. Sehingga jika harus menggunakan hewan coba, gunakan seminimal mungkin untuk hasil yang maksimal. Selain itu kita juga tidak boleh menyiksa terlalu lama. Untuk itu, sebelum melakukan penelitian dengan hewan coba,seorang peneliti harus benar-benar paham metode yang akan digunakan sehingga proses penelitiannya bisa berlangsung seefisien mungkin. Jika menggunakan hewan cobamaka peneliti harus mempertimbangkan sejak dini dalam perancangan penelitiannya agar mematuhi peraturan yang berlaku dan mendapatkan persetujuan dari komisi etika riset yang terkait.
Hewan percobaan akan mengalami berbagai keadaan luar biasa yang menyebabkanpenderitaan, seperti rasa nyeri, ketidaknyamanan, ketidaksenangan, dan pada akhirnya kematian. Sebagai bangsa yang beradab hewan perobaan yang menderita untuk kebaikan manusia wajib dihormati hak azazinya dan diperlukan secara manusiawi.
Penelitian dengan hewan coba haruslah hewan yang dipilih untuk penelitian harus sesuai spesies dan mutunya, serta jumlahnya hendaknya sekecil mungkin, namun hasil penelitiannya absah secara ilmiah. Peneliti dan tenaga kerja lainnya harus memperlakukan hewan percobaan sebagai makhluk perasa, memperhatikan pemeliharaan dan pemanfaatannya, serta memahami cara mengurangi penderitaannya. Pada akhir penelitian bahkan pada waktu dilakukan percobaan, hewan yang menderita nyeri hebat atau terus menerus atau menjadi cacat yag tidak dapat dihilangkan harus dimatikan tanpa rasa nyeri.
Dalam penelitian hewan percobaan untuk penelitian kesehatan digunakan prinsip 3R, yaitu Replacement, Reduction, dan Refinement (Hume dan Russel, 1957). Prinsip dasar yang dilanggar oleh penelitian ini adalah prinsip yang ketiga, yaitu Refinement. Refinement adalah mengurangi ketidak nyamanan yang diderita oleh hewan percobaan sebelum,selama, dn setelah penelitian, misalnya dengan pemberian analgetik. Monyet-monyet dalam penelitian ini dibiarkan mengalami kesakitan hingga mati tanpa adanya pemberian obat.
Dasar hukum penelitian hewan coba antara lain UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 69 ayat 1 yang berbunyi:
“Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan untuk memilih dan menetapkanilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka meningkatkanderajat kesehatan.”
UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 44 ayat 4 yang berbunyi:
“Penelitian terhadap hewan harus dijamin untuk melindungi kelestarian hewan tersebutserta mencegah dampak buruk yang tidak langsung bagi kesehatan manusia”
Jadi, hewan coba yang dipilih harus dipilih dengan mengutamakan hewan dengan sensitivitas neurofisiologik yang paling rendah dan hewan yang paluing rendah dalam skala evolusi. Keberhati-hatian yang wajar harus diterapkan pada penelitian yang dapat mempengaruhi lingkungan dan kesehatan hewan yang digunakan dalam penelitian harus dihormati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar