Monkey Drug Trials 1969
While
animal experimentation can be incredibly helpful in understanding man, and
developing life saving drugs, there have been experiments which go well beyond
the realms of ethics. The monkey drug trials of 1969 were one such case. In
this experiment, a large group of monkeys and rats were trained to inject
themselves with an assortment of drugs, including morphine, alcohol, codeine,
cocaine, and amphetamines. Once the animals were capable of self-injecting,
they were left to their own devices with a large supply of each drug.
The
animals were so disturbed (as one would expect) that some tried so hard to
escape that they broke their arms in the process. The monkeys taking cocaine
suffered convulsions and in some cases tore off their own fingers (possible as
a consequence of hallucinations), one monkey taking amphetamines tore all of
the fur from his arm and abdomen, and in the case of cocaine and morphine
combined, death would occur within 2 weeks.
The
point of the experiment was simply to understand the effects of addiction and
drug use; a point which, I think, most rational and ethical people would know
did not require such horrendous treatment of animals.
Pada
penggunaan hewan coba, ada berbagai hal yang harus diperhatikan para peneliti.Ada
kalanya para peneliti menggampangkan bahwa yang digunakan hanyalah hewan.Namun
inilah yang sering dilupakan, hewan juga punya hak untuk tidak merasa sakit,dan
terbebas dari penyiksaan. Sehingga jika harus menggunakan hewan coba, gunakan
seminimal mungkin untuk hasil yang maksimal. Selain itu kita juga tidak boleh
menyiksa terlalu lama. Untuk itu, sebelum melakukan penelitian dengan hewan
coba,seorang peneliti harus benar-benar paham metode yang akan digunakan
sehingga proses penelitiannya bisa berlangsung seefisien mungkin. Jika
menggunakan hewan cobamaka peneliti harus mempertimbangkan sejak dini
dalam perancangan penelitiannya agar mematuhi peraturan yang berlaku dan
mendapatkan persetujuan dari komisi etika riset yang terkait.
Hewan
percobaan akan mengalami berbagai keadaan luar biasa yang
menyebabkanpenderitaan, seperti rasa nyeri, ketidaknyamanan, ketidaksenangan,
dan pada akhirnya kematian. Sebagai bangsa yang beradab hewan perobaan yang
menderita untuk kebaikan manusia wajib dihormati hak azazinya dan
diperlukan secara manusiawi.
Penelitian
dengan hewan coba haruslah hewan yang dipilih untuk penelitian harus sesuai
spesies dan mutunya, serta jumlahnya hendaknya sekecil mungkin, namun hasil
penelitiannya absah secara ilmiah. Peneliti dan tenaga kerja lainnya harus
memperlakukan hewan percobaan sebagai makhluk perasa, memperhatikan
pemeliharaan dan pemanfaatannya, serta memahami cara mengurangi penderitaannya.
Pada akhir penelitian bahkan pada waktu dilakukan percobaan, hewan yang
menderita nyeri hebat atau terus menerus atau menjadi cacat yag tidak dapat
dihilangkan harus dimatikan tanpa rasa nyeri.
Dalam
penelitian hewan percobaan untuk penelitian kesehatan digunakan prinsip 3R,
yaitu Replacement, Reduction, dan Refinement (Hume dan Russel, 1957). Prinsip
dasar yang dilanggar oleh penelitian ini adalah prinsip yang ketiga, yaitu
Refinement. Refinement adalah mengurangi ketidak nyamanan yang diderita oleh
hewan percobaan sebelum,selama, dn setelah penelitian, misalnya dengan
pemberian analgetik. Monyet-monyet dalam penelitian ini dibiarkan mengalami
kesakitan hingga mati tanpa adanya pemberian obat.
Dasar
hukum penelitian hewan coba antara lain UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
pasal 69 ayat 1 yang berbunyi:
“Penelitian dan
pengembangan kesehatan dilaksanakan untuk memilih dan menetapkanilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka
meningkatkanderajat kesehatan.”
UU no. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 44 ayat 4 yang berbunyi:
“Penelitian terhadap
hewan harus dijamin untuk melindungi kelestarian hewan tersebutserta mencegah
dampak buruk yang tidak langsung bagi kesehatan manusia”
Jadi, hewan coba yang
dipilih harus dipilih dengan mengutamakan hewan dengan sensitivitas
neurofisiologik yang paling rendah dan hewan yang paluing rendah dalam skala
evolusi. Keberhati-hatian yang wajar harus diterapkan pada penelitian yang
dapat mempengaruhi lingkungan dan kesehatan hewan yang digunakan dalam
penelitian harus dihormati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar